Sabtu, 21 April 2012

Tarian Bunga-Bunga


Tarian  Bunga-Bunga
Oleh : Asri El Barca



Bus berderu-deru sang sopir sibuk memeriksa kesetabilannya, “ Perwakilan Bus Mayang “ terpampang rapi di bagian depan rumah ukuran sedang. Suasana ramai dengan berbagai aktifitas yang dilakukan oleh para penumpang menunggu keberangkatan Bus.
            Dari seberang jalan, seorang pemuda berumur sekitar dua puluhan membawa tas ransel di bahunya dan satu koper berukuran sedang ia tarik dengan perlahan.
            “ Masih lama Pak ? “. Sapanya ke penumpang yang sedari tadi menunggu keberangkatan Bus. “ Iya Dek, dari tadi belum berangkat-berangkat.” “ Bapak mau kemana?” “ Saya mau ambilkan formuir anak saya, di salah satu perguruan tinggi di Mamuju, kalau Adek mau kemana ?” “ Mencoba mengadu nasib Pak”. Ku amati sekitarku, semua masih sibuk dengan kesibukannya.
            Dari arah Bus, “ Semua penumpang harap bersiap diri, lima menit lagi Bus akan berangkat”. Suara Sang kernet memekik ke sekitar Perwakilan Bus Mayang, spontan semua penumpang sibuk mencari tempat duduk dan memasukkan barang bawaannya. Ku langkahkan kaki dengan penuh kepastian. “ Bismillah “ ucapku ketika memasuki pintu belakang Bus. Ku arahkan pandangan dan langkahku ke kursi yang masih kosong dekat jendela, ku sandarkan tubuhku dan mata mulai gelap.
            Ku lihat banyak wanita bersorban, mereka selalu berteriak “ Farhan…!!!” mereka menyebut namaku dengan bergantian, aku tidak mengenal mereka namun mengapa mereka begitu yakin dengan sebutan nama tersebut. “ Kiri-kiri !!!“ sang kondektur berteriak aku mulai tersadar dari mimpiku. Ku keluar setelah menyerahkan ongkos kepada kondektur Bus. Tiba-tiba tubuhku terdorong, tas ranselku yang hanya ku gantung di pundakku terjatuh.

Senin, 16 April 2012

Kado Untuk Adik


Kado untuk Adik
Oleh : Asri El Barca


          Aku masih begitu rumit memikirkan jalan keluar dari masalah yang menimpa keluargaku. Apa yang bisa aku lakukan, padahal sebelumnya keluargaku sangat bahagia, bagaimana tidak. Aku telah mendapatkan gadis impianku, sudah hampir empat tahun aku mengusahakan untuk mendapatkannya.
            Dia adalah Anna, teman kuliahku. Aku tak begitu yakin untuk mengungkapkan isi hatiku yang sesungguhnya. Karna sifat yang tak menentunya itulah ketakutanku untuk menyatakan cintaku meleleh. Namun impianku untuk mendapatkan dirinya sangat besar. Hingga aku tak berputus asa untuk memberikan sesuatu yang dapat membantunya.
            Semester pertama, Anna memintaku untuk pergi bersama dalam rapat kerja Himpunan Mahasiswa Program Studi atau biasa disebut HMPS. Aku pun meng-iyakan, dari pada berangkat naik motor sendiri mendingan berdua pikirku. Karna semua teman-temanku naik mobil kecuali yang memiliki motor. Perjalanan sepanjang 30 Kilo meter itulah yang memberikan benih-benih cinta tersendiri. Benih-benih cinta makin subur, aku sangat yakin bahwa dirinya adalah jodohku. Bukan hal yang wajar, jika beberapa kali diriku memimpikannya.
            Mengenai mimpi, entah kenapa. Malam itu setelah selesai mengikuti mata kulih aku pulang dengan mengendarai motor kesayanganku, baru beberapa meter aku meninggalkan kampus. Wajahku memerah, darahku mendidih, dan debaran jantungku mengguncang setelah melihat Anna dibonceng lelaki. Entah itu sepupunya atau siapa. Aku tak ingin begitu lama berada dibelakang kendaraan yang dinaiki oleh Anna dan Lelaki misterius itu. Langsung aku tancap gas. Kegeramanku itu tak kunjung berhenti, lalu aku ambil puluhan ribu uang di dompet untuk membeli nasi goreng porsi jumbo.  Tanpa berpikir panjang aku langsung melahapnya sampai habis, itulah versi pelampiasan marahku.